Konstruksi Penataan Daerah dan Model Pembagian Urusan Pemerintahan
(1) Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia
Corresponding Author
Abstract
Keywords
DOI
10.47268/sasi.v26i4.414
Published
2020-12-30
How To Cite
@article{SASI414, author = {Sherlock Lekipiouw}, title = {Konstruksi Penataan Daerah dan Model Pembagian Urusan Pemerintahan}, journal = {SASI}, volume = {26}, number = {4}, year = {2020}, keywords = {Regional Arrangement; Division Model; Government Affairs.}, abstract = {Regional arrangement and distribution model of governmental affairs. The purpose of this research is to provide clarity regarding the legal interpretation of the formulation of norms in regional government laws. Research methods The research method uses normative research through a conceptual approach and a statue approach. The results showed that the development of decentralization into a state administration system had an impact on local government institutions, one of which was the distribution pattern of government affairs. Thus, comparing the distribution of functions is not possible without the overall decentralized institutional framework developed by a country. From this, a comprehensive framework of decentralization institutions and local government is needed. It also does not rule out the possibility for a region to propose governmental affairs that become its specialty, both on a provincial and regional scale. The concept of division of functions is carried out dynamically, where regions can carry out real government affairs (needed and in accordance with regional capacities). It should be possible for districts / cities to propose governmental affairs that are needed or not needed; who can or cannot be arrested. Decentralization can only work if it is based on a number of preconditions, namely a capable and effective central government. Therefore, it is necessary to review various regulations that are not in line with the principle of broadest autonomy.}, issn = {2614-2961}, pages = {557--570} doi = {10.47268/sasi.v26i4.414}, url = {https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/414} }
Jurnal
[1] Aritonang, Dinoroy Marganda. (2016). "Pola Distribusi Urusan Pemerintahan Daerah Pasca Berlakunya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah", Jurnal Legislasi Indonesia, 13 (1): 41-41.
[2] Asgar, Sukitman. (2018). "Analisis Yuridis Pasal 18 UUD Tahun 1945 Junto UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah", Jurnal HIBUALAMO, 2 (1): 58-68.
[3] Aridhayandi, M. Rendi. (2018). "Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Dibidang Pembinan dan Pengawasan Indikasi Geografis", Jurnal Hukum & Pembangunan, 48 (4): 883-902. https://doi.org/10.21143/jhp.vol48.no4.1807
[4] Budiyono.,Muhtadi., Firmansyah, Ade Arif. (2015). "Dekonstruksi Urusan Pemeritahan Konkuren Dalam Undang Undang Pemerintahan Daerah", Kanun: Jurnal Ilmu Hukum, 17 (3): 419-432.
[5] Djambar., Nahar, M Yasin., Tavip, Muhammad. (2017). "Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Pertambangan Dalam Prespektif Otonomi Daerah", eJurnal Katalogis, 5 (2): 26-35.
[6] Hasrul, Muh., (2017). "Penataan Hubungan Kelembagaan Antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota", Perspektif, 22 (1): 1-20. https://doi.org/10.30742/perspektif.v22i1.601
[7] Matitaputty, Merlien I. (2012). "Desentralisasi dan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia (Problem dan Tantangan)", SASI, 18 (1): 21-28.
[8] Suryanto. (2015). "Urusan Pemerintahan Daerah, Kemungkinan Problematika Implementasi Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014", Jurnal Desentralisasi, 13 (2): 133-146. https://doi.org/10.37378/jd.2015.2.133-146
[9] Said, Abdul Rauf Alauddin. (2015), "Pembagian Kewenangan Pemerintahaan Pusat - Pemerintahan Daerah Dalam Otonomi Seluas Luasnya Menurut UUD1945", Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, 9 (4): 577-602. https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v9no4.613
Buku
[10] Andi, Gadjong Agussalim. (2007), Pemerintahan Daerah-Kajian Politik dan Hukum, Jakarta: Ghalia Inodnesia.
[11] Hadjon, Phlipus M et al. (1993). Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Gadja Mada University Press.
[12] Hadjon, Philipus M. dan Sridjatmiati, Tatiek. (2005). Argumentasi Hukum, Yogyakarta: Gadja Mada University Press.
[13] Huda, Ni'matul. (2007), Pengawasan Pusat Terhadap Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, FH UII Press.
[14] Marzuki, Peter M. (2005). Penelitian Hukum Jakarta: Kencana Prenada Media Group
[15] Strong, C. F. (1960). Modern Political Constitutions an Introduction to the Comparative Study of their History and Existing Form, London: Fith Printed, Sidwick & Jackson Limited.
Lain-Lain
[16] Hadjon, Philipus M. (1997). Pengkajian Ilmu Hukum, Makalah, Pelatihan Metode Penelitian Hukum Normatif, Surabaya: Universitas Airlangga
[17] Hadjon, Philipus M. (2004), Kedudukan Undang-Undang Pemerintahan Daerah Dalam Sistem Pemerintahan, disampaikan dalam Seminar Sistem Pemerintahan Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I. Bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Timur, Surabaya.
[18] Kertapradja, E. Koswara. (2007). Pokok-pokok Pikiran dalam Permasalahan Kedudukan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat, Makalah dipersiapkan untuk bahan masukan pembahasan Revisi UU No. 32 Tahun 2004, Roundtable Meeting.
[19] Manan, Bagir. (1994). Hubungan Antara Pusat Dan Daerah Menurut UUD 1945, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
[20] Manan, Bagir. (2004), Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Hukum Faluktas Hukum Universitas Islam Indonesia.
[21] Maksum, Irfan Ridwan. (2009). Perbandingan Sistem Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Otonom, _Laporan DSF Bank Dunia.
Copyright (c) 2020 Sherlock Halmes Lekipiouw
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.